Selasa, 02 September 2008

TREND PERUBAHAN GENDER

Di dalam kitab hadis Shahih Muslim tentang rodlo’ah (terjemahan H.Rais Lathief dan H.A Razak, cetakan khusus Agustus 2003, halaman 531) diriwayatkan adanya hak istimewa bagi seorang hamba sahaya yang bernama Salim.

Dari Aisyah r.a. katanya “Salim, seorang sahayan Abu Huzaifah yang telah dibebaskannya tetapi masih tetap tinggal di rumahnya”. Hal itu oleh istri Abu Huzaifah disampaikan kepada Rasulullah s.a.w. dengan berkata “Salim, sekarang telah dewasa dan telah berfikir seperti orang dewasa lainnya, tetapi dia masih bercampur dengan kami, dan hal ini mungkin menyebabkan hati suami saya (Abu Huzaifah) kurang senang”.
Kemudian berkata Rasulullah s.a.w. kepada wanita itu “Susukan*, untuk menjadikannya mahrammu, dan dengan itu kelak perasaan kurang senang dari Abu Huzaifah akan hilang !”.
Setelah beberapa lama, wanita itu datang lagi kepada Rasulullah s.a.w. seraya berkata, Salim telah saya susukan, dan perasaan kurang senang telah hilang dari hati Abu Huzaifah”.

Maaf, anda jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena berkata Imam Nawawi, Yang dimaksudkan dengan menyusukan* disini ada dua kemungkinan yaitu:
1. Perempuan itu memerah susunya lalu diberikannya kepada Salim.
2. Salim disusukannya seperti menyusukan bayi, tetapi alim ulama berkata, “Kejadian itu hanya istimewa bagi Salim saja, dan tidak boleh ditiru oleh orang lain lagi, kepada siapapun juga”.

Saya tidak ingin memberikan komentar terhadap hak istimewa Salim, karena Salim sendiri (mungkin) tidak pernah bermimpi dan berminat seperti yang dilakukan istri Abu Huzaifah menyusui dirinya yang hanya hamba sahaya, dan sudah menginjak dewasa lagi.
Stop disini ya, “inga-inga” sekarang bulan Ramadhan, puasa khan?.

Nah sekarang ada analisa yang hebat dari seorang internasonalist bestelling author yaitu Michael Backman dalam buku terbarunya ASIA FUTURE SHOCK, ( Ufuk Press, 2008 ) tentang makin merendahnya jumlah populasi kaum perempuan dibanding kaum pria, bahkan di tahun 2030 jumlah pria di India dan China diperkirakan 250 juta jiwa lebih banyak dibanding perempuan.
Di beberapa wilayah Asia tak lama lagi akan menghadapi ketimpangan gender yang sangat serius, daripada yang pernah dihadapi di manapun sepanjang sejarah umat manusia. Di Korea Selatan hal ini malah terjadi lebih serius, karena dari jumlah kelahiran 1000 bayi perempuan, ternyata diimbangi dengan lahirnya 1.108 bayi laki-laki. Dampaknya di Korea Selatan sudah lumrah adanya Makelar pernikahan yang menawarkan untuk mencarikan istri bagi pria Korea Selatan yang mencari istri di luar orang Korea (karena nggak kebagian perempuan Korea). Angka fantastis dari perkawinan pria Korea Selatan ternyata 14% nya menikah dengan perempuan non Korea (perempuan dari Vietnam, Kamboja, Filipina, Mongolia, Thailand dan Uzbekistan).
Bahkan Korean Consumer Protection Board memperkirakan ada 2000 sampai 3000 agensi yang mengiklankan layanan jasa perusahaan yang membantu pengaturan pernikahan pria Korea dengan perempuan asing yang diminatinya atau mungkin dicarinya (semacam biro jodoh).
Naah surplus pria telah terjadi, terutama di India, China, Korea Selatan dan Jepang, sementara di Indonesia angka statistiknya tidak begitu jelas (atau mungkin memang diciptakan seperti itu untuk kepentingan tertentu) seperti dominasi Tenaga Kerja Indonesia di sector rumah tangga masih ada di pihak perempuan, sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus mempertanyakan alokasi minimal kaum perempuan dari daftar calon anggota legislative yang diajukan setiap partai politik ternyata banyak yang belum memenuhi kuota.
Tentu kita tidak ingin terjadi kebijakan konvensional terulang lagi, seperti cara untuk mengurangi jumlah populasi pria dengan memperbesar jumlah angkatan bersenjata (untuk mati dalam perang yang tidak jelas juntrungannya seperti “Perang Vietnam dan Perang Irak” ??) atau mungkin seperti China yang melibatkan banyak kaum pekerja prianya ke dalam realisasi industri kerjasamanya di luar China, terutama di Afrika?. Sementara wilayah Eropa juga sudah mulai dijamah oleh imigran gelap pria China yang berprofesi sebagai penjual DVD (blue-ray?) bajakan di seantero lorong kota-kota mereka. Sekolah-sekolah internasional di beberapa Negara Asia seperti di Indonesia, Thailand dan Malaysia sendiri, sudah mulai di masuki para guru-guru pria dari India yang memang memilki keunggulan kompetensi terutama dari sisi bahasa Inggris dan penguasaan ICT (Information Communication and Technology).
Kondisi ini paradoks dengan kejadian masa lalu yang mengimpor Puteri Champa (dari Kamboja/China?) untuk dijadikan istri raja Majapahit, karena dominasi akuntabilitas kaum pria kita di masa itu, sehingga hal ini ditiru pula oleh pelukis ternama yang saya kagumi yaitu Basuki Abdullah yang memperistri perempuan (dari kalangan dalam kerajaan Thailand) sebagai permaisuri beliau, atau Salim seorang pelukis Indonesia yang tinggal di Paris dan sudah berusia 100 tahun (per tanggal 2 September 2008 hari ini) sungguh misterius hal-ichwal tentang perempuan yang diperistri untuk mendampingi sisa hidupnya.
Namun saya kembali meminta anda untuk tidak lagi mengusik keistimewaan Salim yang diriwayatkan Aisyah r.a. di dalam hadist di awal tulisan ini, walaupun trend jumlah populasi perempuan saat ini memang lagi menurun, sehingga hukum ekonomi pasar mengatakan “harga”/”penilaian” nya menjadi tinggi.
Sungguh kita syukuri saja sebagai laki-laki atau perempuan kita ini diciptakan, sehingga tidak perlu menciptakan kaumnya nabi Luth (baru), yang dimurkai Allah s.w.t.
Selamat menjalankan ibadah puasa.

Cijantung tiga, hari kedua Ramadhan 1428 H bertepatan dengan tanggal 2 September 2008. Darsana Setiawan.
.
.

Tidak ada komentar: