Kamis, 11 September 2008

SUPERTOY yang belum SUPER dan MSP yang BELUM MENSEJAHTERAKAN PETANI


Kaca pertama tentang Varietas SUPERTOY :
Rame-rame baca berita tentang ngamuknya para petani penanam padi bibit unggul SUPERTOY yang gagal panen karena puso (di Purworejo Jawa Tengah), saya lebih baik "wait and see" saja, karena ; yang pertama memang benih padi SUPERTOY diakui oleh Departemen Pertanian BELUM DISERTIFIKASI SEBAGAI BENIH UNGGUL YANG LAYAK DITANAM SECARA MASAL/ DILEPAS (alias masih dalam kerangka uji coba), dan yang kedua karena dalam uji coba tersebut ada pihak yang merasa membiayai sampai milyaran rupiah jumlahnya,dan harus mempertanggung-jawabkan resiko dari uji-cobanya sendiri.
Bibit (unggul ?) padi varietas SUPERTOY-HL2 semula merupakan proyek pribadi yang ditemukan oleh seorang alumnus SMK Pertanian yang bernama Tuyung Supriyadi , dengan menyilangkan verietas padi "Delanggu" si Rojolele dengan varietas Pandanwangi kemudian dipercayai oleh salah satu perusahaan yang kemudian membiayai uji masalnya di berbagai wilayah seperti Purworejo, Madiun dan Kulon Progo.
Sebenarnya, tidak sepenuhnya "kurang baik" merespon kinerja inovatif seseorang, apalagi hasil kerjanya ditujukan untuk kemaslahatan bersama (coba kita bayangkan "benih padi unggul ?" yang diprediksi tidak saja produktivitasnya tinggi mencapai 14,7 ton/hektar sekali panen, akan tetapi cukup sekali tanam bisa lebih dari sekali panen, atau tepatnya 3 kali panen,...opo ora huueebaaat tennaaan).

Kaca kedua tentang varietas MSP (Mari Sejahterakan Petani):
Varietas (unggul ?) temuan dari Surono penduduk Bogor ini semula diklaim mampu berproduksi sekali panen 12 ton/hektar, kemudian buru-buru diberi label varietas (unggul ?)MSP oleh salah satu Parpol terkemuka di negeri ini, yang "katanya" singkatan inisial itu juga merupakan kepanjangan dari nama salah satu tokoh pimpinan Parpol di Republik ini. Panen perdana padi MSP ini terjadi di desa Cariu Bogor dan seperti halnya SUPER TOY panen perdana MSP juga dianggap sukses besar. Kemudian varietas MSP disebar melalui mekanisme Parpol (secara gratis ?) kepada para petani di Sumatera Barat, Serdang Badagai Sumatera Utara dan juga di Karangasem Bali.
Panen Raya SUPERTOY-HL2 dilakukan (dihadiri ?)oleh pimpinan negara bersama beberapa menteri, sedangkan panen raya MSP dilakukan oleh pimpinan Parpol yang mengusung "nya" (nya = varietas MSP). Namun,...panen berikutnya ternyata TIDAK MEMENUHI HARAPAN alias KOPONG atawa PUSO, dan para petani kita marah besar....bahkan mengamuk...membabat serta membakar habis sawah puso mereka

Itulah kejadian nyata ikhtiar manusia dengan seluruh sifat kemanusiaannya (kekuranganya) sehingga tak kurang Menteri Pertanian kemudian berkomentar seperti yang saya kutip dari SINDO edisi 12 September 2008 bahwa benih padi varietas MSP maupun SUPERTOY-HL2 sama-sama belum memenuhi standar (sertifikasi) dari Departemen Pertanian........lho...kok...??.
Pengamat Sosial Ekonomi Pertanian Khudori mengatakan bahwa seharusnya proses uji coba (trial and error) pada varietas padi yang akan di lepas ke petani, minimal telah melalui vilial (turunan) ke 7 atau ke 8. Dan dalam kasus SUPERTOY-HL2 serta MSP, hal tersebut telah kita abaikan.

Demi kelemahan kita selaku manusia, marilah kita sekarang lebih arief berfikir, karena Tuhan memang Maha Kuasa dan Maha berKehendak,(sehingga kita harus menerima kenyataan adanya kejadian...."puso"...) . Kalau saja Proyek pensejahteraan rakyat tersebut dilakukan semata-mata karena tujuan ibadah HANYA mencari KERIDHAAN ALLAH, dengan cara mensejahterakan hamba-hambaNYA (petani miskin)maka............................................................(maaf saya tetap merasa tidak punya otoritas mengomentari ibadahnya orang lain) .

Oleh karena itu di dalam kasus SUPERTOY dan MSP ini mohon tidak diberlakukan "aturan main seperti di dalam film Mision Imposible" yang berbunyi Kalau sukses itu milikku, tapi kalau gagal, itu tanggung jawabmu sendiri .
Dalam fikiran saya hanya saudara-saudara kita (para petani miskin) yang memang lebih layak kita bela, itupun dengan cara yang ikhlas karena ridho Allah semata. Bukankah memang itu tujuannya semula ?..
.
Mudah-mudahan para petani miskin kita tidak menjadi " objek serta ladang" pergulatan politik di era Pemilu mendatang, sehingga dianggap layak jual untuk kepentingan meraih kekuasaan, namun kenyataannya justru tidak layak menempati posisi paling marginal sekalipun (karena miskinnya).
Jangan pula sindiran dalam puisi yang ditulis Musthofa W. Hasyim di halaman bawah blog ini, menjadi kenyataan "engkau hanya menanam Dirimu sendiri"..........
Yuk berlomba lomba dalam kebaikan (fastabichul choirot) mengentaskan petani miskin, dengan cara memperbaiki kekurangan atau kesalahan kita di masa lalu, dan tidak dengan cara menggandakan kekhilafan yang pernah terjadi !!.
Maaf, kalau ada diantara kita yang berbeda pendapat, kita syukuri saja bahwa perbedaan itu adalah rahmad !.
.

Tidak ada komentar: